Selasa, 14 Mei 2013
INFLASI
- Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
- Dampak terhadap ekonomi
Seberapa jauh dampak inflasi dalam perekonomian sangat
tergantung pada tingkat keparahan inflasi tersebut. Kadangkala kenaikan harga
yang terlalu tinggi mempunyai pengaruh yang positip terutama terhadap iklim
investasi karena kenaikan harga pada dasarnya merupakan insentif bagi pengusaha
untuk melakukan kegiatan produksinya. Secara teori, laju inflasi yang terlalu
rendah menunjukkan adanya kelesuan ekonomi. Hal ini didasarkan pada asumsi
bahwa harga-harga yang tidak bergerak keatas sehingga menandakan adanya
kelemahan pada sisi permintaan. Tidak
jarang terlalu rendahnya tingkat inflasi merupakan indikator lemahnya daya beli
masyarakat yang pada gilirannya akan menekan laju pertumbuhan ekonomi.
Kesepakatan para ahli bahwa efek positip pertumbuhan dicapai secara maksimal
pada kisaran inflasi sebesar 5 - 6% pertahun.
Ada dua distorsi pokok dengan adanya inflasi yang tinggi,
yaitu :
1. distorsi internal
yaitu inflasi akan mengakibatkan perubahan dalam pola distribusi pendapatan dan
kekayaan yang disebabkan terjadinya redistribusi yang tidak seimbang.
2. distorsi eksternal
yaitu inflasi akan mempengaruhi kinerja perdagangan suatu negara yang tercermin
dalam neraca perdagangannya.
Mengingat adanya distorsi yang ditimbulkan oleh inflasi,
maka kebijakan pengendalian inflasi akan memiliki manfaat ganda (multi benefit)
karena disatu sisi akan memperkuat daya beli masyarakat terutama mereka yang
mempunyai pendapatan relative tetap dan juga berfungsi untuk memperbaiki
eksternal ekuilibrium (neraca perdagangan).
- Dampak Inflasi
a. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung
parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah,
yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena
harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai
negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan
mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk
dari waktu ke waktu.
b. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila
hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan
naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen
enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya
untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha
produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada Pengusaha
kecil).
c. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya
investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman
modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,
ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat
kehidupan dan kesejahteraan masyaraka.
Inflasi dan perkembangan ekonomi. Inflasi yang tinggi
tingkatnya tidak akan mengalakkan perkembangan ekonomi biaya yang terus menerus
naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik
modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Aturan
lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah rumah
dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan infestasi
yang bersifat seperti ini, infestasi produktif akan berkurang dan tingkat
kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya akan lebih banyak penganguran.
OVERSTATEMENT
Overstatement menurut bahasa adalah pernyataan yang
berlebih-lebihan. Overstatement di bidang ekonomi contohnya dalam penyesuaian
inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi yang dirancang
untuk menentukan laba, seperti dilaporkan agar tidak terjadi overstatement
laba. Meskipun begitu akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai
valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan baru dengan laporan keuangan
yang lain yang berurutan, yang umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama
satu periode tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak
sebagian dampak inflasi (yaitu, penyesuaian-penyesuaian ganda, kerugian
translasi yang telah tercermin dalam laba seperti dilaporkan sebuah perusahaan
harus diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)